Kamis, 30 Juni 2016

Perjuangan Seorang Ibu Mengasuh ABK yang ber IQ 138

(source : tribunjogja.com)

"Saya sempat marah, apa salah saya, kenapa Akbar seperti itu. Saya shock berat, dua bulan saya jadi pendiam. Waktu itu saya bingung harus ngapain, harus gimana. Akhirnya saya minta sama Allah, agar diberi petunjuk harus bagaimana," kenang Kiky Ristina (30), saat mengetahui anak yang baru saja ia lahirkan berbeda dengan anak-anak pada umumnya.

Akbar Putra Cailendra (8), yang akrab disapa Akbar adalah anak pertama pasangan Kiky Ristina (30) dan Cailendra Budi Atmaka (34).


Pasangan yang tinggal di Dusun Bakung, Desa Pandeyan, Banguntapan ini shock saat mengetahui anak pertamanya menderita spektrum autis.

"Saat Akbar umur 1,5 tahun, saya enggak sengaja nonton acara Kick Andy. Dalam acara itu kebetulan juga membahas persoalan difabel. Dan dari tayangan itu saya mendapatkan nasihat 'terima dulu anaknya, terima dulu keadaannya seperti apa'. Nasihat itu yang kemudian merubah diri saya," urainya.

Sebelumnya memang Kiky stres berat. Pasalnya secara fisik anaknya (Akbar) normal, sementara orang awam selalu mempertanyakan anaknya kena penyakit apa. Sementara Kiky tak bisa menjawab bagaimana, ia kebingungan, dan tak tahu harus berbagi dengan siapa atas kondisi yang ia alami. "Dulu saya harus menguatkan diri sendiri, itu yang membuat terasa berat. Apalagi banyak orang bilang kalau anak saya idiot," akunya.

Setelah melihat tayangan Kick Andy, dan selalu meminta petunjuk Allah. Akhirnya Kiky berusaha berdamai dengan dirinya sendiri. Berusaha menerima dengan lapang atas kondisi yang menjerat keluarga, terutama yang dialami anak pertamanya, Akbar. 

"Setelah itu saya sering konsultasi ke dokter. Dari sana saya mendapat beberapa masukan, salah satunya terkait tempat sekolah untuk Akbar," tambahnya. Dari konsultasi itu, dokter menyarankan Kiky untuk tidak mensekolahkan anaknya di sekolah khusus. Saran itu Kiky jalani, namun seiring berjalannya waktu, Kiky merasa sekolah anaknya ini tidak sesuai dengan kebutuhan Akbar.

"Hingga akhirnya saya konsultasi ke Bu Pur (Tri Purwanti, Kepala SLB Islam Qathrunnada). Saat konsultasi pada beliau, ternyata saya cocok. Akhirnya sampai sekarang kalau ada apa-apa saya selalu konsultasi dengan beliau," ungkapnya. Kini, Akbar telah sepenuhnya diterima Kiky, bahkan untuk keperluan apa saja, selama untuk kebaikan bagi sang buah hati, terlebih bila itu menyangkut kebutuhan pendidikan Akbar, semua akan Kiky upayakan.

"Akbar itu bisa manggil saya bunda, waktu umurnya 3,5 tahun," ujar Kiky.
Kini Akbar tengah menimba ilmu di SLB Islam Qathrunnada. Berbekal dukungan penuh dari keluarga, terutama dari sang bunda (Kiky). Kini potensi dan kelebihan Akbar bisa diketahui.
"Akbar itu kalau dengan hafalan sangat mudah, dan cepat (menghafal). Baru tiga bulan saja, untuk anak seumurannya bisa hafal sampai surat al-'Alaq," ulasnya.

Mengetahui kelebihan anaknya ini, Kiky berharap ke depan anaknya bisa tubuh dewasa dan bisa hidup mandiri. "Insya Allah, saya enggak pengen muluk-muluk, saya hanya ingin anak saya bisa mandiri dan bisa menjadi Hafidz al-Quran," harapnya. Tak hanya mudah menghafal, setelah dilakukan tes IQ, ternyata Akbar termasuk anak superior dengan IQ 138.

"Anak itu investasi orangtua, saya ingin Akbar berkembang. Dan saya selalu melatih Akbar pelan-pelan. Semua cara akan saya upayakan, dan saya sendiri harus terus belajar," ujarnya. Kini pendidikan Akbar tidak hanya terpantau di SLB. Sewaktu di rumah Kiky juga selalu memantau perkembangan pendidikan Akbar. "Kalau ada permasalahan, saya selalu WA dengan gurunya di SLB. Itu terus saya lakukan," tuturnya

Tak hanya soal pendidikan, perhatian kebutuhan gizi bagi Akbar juga selalu Kiky perhatikan. "Akbar Inikan anaknya sangat aktif, makanya keperluan Akbar selalu saya perhatikan, termasuk soal makanan. Karena setiap jajan enggak boleh sembarangan," ungkapnya.

Saat ini, meski umur Akbar masih kanak-kanak, Kiky juga sudah berencana untuk mensekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. "Akbar itu pintar menggambar, jadi saya punya bayangan kalau Akbar jadi arsitek," tukasnya. "Harapan saya, anak-anak saya itu dapat diterima oleh masyarakat," tutupnya. 

Sumber : Tribun Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar